The Berkshire Mall – Jualan online untuk difabel kini semakin mendapat perhatian. Komunitas Difabel Berdaya Solo, misalnya, mulai belajar cara menjajakan produk kerajinan dan makanan mereka di platform e-commerce. Sebelumnya, mereka seringkali kesulitan dalam memasarkan produk secara luas, mengingat sebagian besar dari mereka mengandalkan metode jualan offline dan hanya dapat memasarkan produk mereka melalui pameran lokal. Untuk itu, pelatihan bisnis online menjadi solusi agar mereka dapat meningkatkan penjualan.
Pada Rabu (4/12/2024), komunitas Difabel Berdaya Solo mengadakan pelatihan bisnis online dan Creators Lab yang digelar oleh Tokopedia dan ShopTokopedia. Pelatihan ini bertujuan untuk mengajarkan anggota komunitas agar lebih memahami cara berjualan secara online. Pelatihan ini juga meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat konten video untuk promosi dan pemasaran produk mereka.
Sri Hartatik, Pendiri Difabel Berdaya Solo, menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh UMKM difabel adalah keterbatasan dalam hal promosi dan pemasaran. Sebagian besar anggota komunitasnya hanya mengandalkan cara-cara konvensional dalam memasarkan produk, yang mana memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, dia berharap dengan adanya pelatihan ini, anggota komunitas dapat mulai memanfaatkan platform e-commerce untuk memasarkan produk mereka secara lebih luas dan efisien.
“Baca juga: Xiaomi 15 Mendominasi, Resmi Jadi Flagship Android Terlaris di China!”
Melalui pelatihan ini, Tokopedia dan ShopTokopedia ingin membantu anggota komunitas Difabel Berdaya Solo untuk dapat meningkatkan omzet penjualan mereka. Salah satu hal yang sangat ditekankan adalah pentingnya memanfaatkan konten video dalam mempromosikan produk secara efektif di platform digital. Konten video menjadi salah satu cara yang sangat powerful untuk menarik perhatian calon pembeli. Terutama dengan adanya fitur-fitur kreatif yang ditawarkan oleh platform e-commerce seperti Tokopedia.
Aditia Grasio Nelwan, Head of Communications Tokopedia dan TikTok E-commerce, menyatakan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha difabel. Ini agar mereka fasih dalam memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk memperkenalkan produk mereka. Selain itu, ia juga berharap lebih banyak content creator dan affiliate creator yang dapat membantu memasarkan produk UMKM difabel. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar dan mempermudah akses produk bagi konsumen di berbagai daerah.
“Simak juga: Liburan Hemat ke Thailand: Estimasi Biaya 3 Hari 2 Malam ala Backpacker”
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan para pelaku usaha difabel dalam berjualan online, yang pada akhirnya dapat berdampak positif pada penghasilan mereka. Sri Hartatik berharap dengan adanya pelatihan ini, omzet penjualan produk yang dihasilkan oleh anggota komunitas dapat meningkat signifikan. Saat ini, sebagian besar penghasilan mereka masih berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Dengan berjualan online, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka untuk mendukung perekonomian keluarga.
Lebih lanjut, Sri mengungkapkan bahwa pelatihan ini bukan hanya memberikan keterampilan baru dalam berbisnis, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha difabel untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan lebih banyak peluang untuk memasarkan produk mereka melalui platform online yang lebih luas.
Pelatihan bisnis online yang dilaksanakan oleh Tokopedia dan ShopTokopedia juga bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional. Hal ini bertujuan untuk lebih memberdayakan difabel dalam bidang ekonomi dan bisnis. Melalui inisiatif ini, para difabel diharapkan tidak hanya mampu berbisnis secara mandiri, tetapi juga dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat proses pemasaran dan penjualan produk mereka.