The Berkshire Mall – Retail therapy adalah sebuah aktivitas belanja yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki suasana hati dan mengurangi stres. Meskipun belanja sering kali diasosiasikan dengan hiburan semata, retail therapy memiliki tujuan emosional yang lebih dalam, yakni untuk memenuhi kebutuhan psikologis seseorang. Sebagaimana dijelaskan oleh Chris Gray, seorang Psikolog Konsumen, retail therapy dapat membantu memenuhi kebutuhan emosional, bukan sekadar membeli barang. Dengan dunia yang penuh tekanan, setiap orang memiliki cara untuk mengatasi stres, salah satunya adalah dengan berbelanja.
Retail therapy, dalam pengertian sederhana, adalah berbelanja untuk meredakan stres atau meningkatkan mood. Banyak orang yang merasa bahagia atau lega setelah membeli barang-barang tertentu yang sudah lama diinginkan. Namun, selain memberikan kepuasan sesaat, retail therapy juga bisa memicu pelepasan dopamin, hormon yang bertanggung jawab untuk kebahagiaan dan kenyamanan.
Di tengah tekanan hidup dan rutinitas yang padat, banyak orang mencari pelarian sejenak. Bagi sebagian perempuan, belanja bisa menjadi pilihan utama. Mereka seringkali merasa terhibur dan senang ketika berbelanja, baik itu membeli baju baru, sepatu, tas, hingga produk kecantikan. Aktivitas belanja ini memberikan kebahagiaan instan, bahkan bisa membuat seseorang merasa lebih baik dan ringan hati.
“Baca juga: E-Commerce Indonesia 2024 Capai Rp 1.026 Triliun, Live Shopping Jadi Kunci Kesuksesan!”
Meskipun belanja dapat memberikan manfaat emosional, penting untuk melakukannya dengan bijak. Terlalu sering atau berlebihan dalam berbelanja bisa berakibat buruk, baik dari segi finansial maupun emosional. Hal ini bisa menyebabkan penyesalan di kemudian hari, terutama jika pengeluaran tidak terkontrol dan tagihan kartu kredit membengkak.
Untuk itu, retail therapy sebaiknya dilakukan dengan penuh pertimbangan dan kontrol. Pastikan untuk tidak hanya mengikuti hasrat sesaat, tetapi juga untuk menjaga stabilitas keuangan dan tidak berlebihan dalam membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Belanja, terutama ketika membeli barang yang sudah lama diinginkan, bisa memberikan efek kebahagiaan. Ini terjadi karena otak melepaskan dopamin saat kita membeli sesuatu yang kita sukai. Dopamin adalah neurotransmitter yang berfungsi untuk menciptakan perasaan senang atau puas. Hal ini yang membuat belanja menjadi terapi yang efektif untuk meringankan stres dan memperbaiki mood.
Selain itu, berbelanja juga memberi kita kontrol penuh atas apa yang dibeli. Hal ini bisa memberikan rasa puas dan kebanggaan tersendiri. Meskipun hanya sementara, cara ini dapat membantu untuk sejenak melupakan masalah dan merasa lebih baik. Namun, sekali lagi, perlu diingat bahwa efek dari retail therapy bersifat sementara. Tanpa kontrol, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi siklus belanja impulsif yang bisa merugikan.
“Simak juga: Oppo Pad 3 Resmi Meluncur, Ditenagai Chip Mediatek Dimensity 8350”
Sebelum pergi berbelanja, tentukan terlebih dahulu berapa banyak uang yang akan digunakan. Jangan biarkan belanja menjadi beban finansial yang justru membuat stres di kemudian hari. Sesuaikan anggaran belanja dengan kebutuhan dan prioritas yang ada.
Jangan terjebak pada godaan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Pilih barang yang memang bermanfaat atau yang sudah lama diinginkan, dan pastikan itu sesuai dengan kebutuhan.
Jika ingin melakukan belanja besar, pastikan untuk memikirkan dampak jangka panjangnya. Jangan sampai pengeluaran untuk retail therapy mengganggu keuangan dan membebani anggaran bulanan.
Retail therapy tidak harus selalu melibatkan belanja besar. Cobalah mencari cara lain untuk meredakan stres, seperti berolahraga, berkumpul dengan teman-teman, atau menikmati waktu bersama keluarga. Aktivitas ini juga bisa memberikan efek positif bagi kesejahteraan emosional tanpa harus berbelanja.
Retail therapy bisa menjadi cara yang efektif untuk mengurangi stres, tetapi perlu dilakukan dengan bijaksana. Jika dilakukan dengan tepat, aktivitas ini bisa memberikan manfaat emosional tanpa menambah masalah finansial. Jadi, pastikan untuk tetap cerdas dalam mengelola keuangan dan tidak berlebihan saat berbelanja!