
Berkshire Mall – Mode, Belanja, & Bisnis – Tren desain interior mall terus bergeser menuju ruang yang lebih terbuka, hijau, dan ramah keluarga sehingga menarik lebih banyak pengunjung.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren desain interior mall berkembang cepat mengikuti perilaku konsumen. Pengunjung tidak lagi datang hanya untuk berbelanja. Mereka mencari pengalaman lengkap. Karena itu, pengelola mulai menata ulang koridor, atrium, dan area publik. Mereka menggabungkan kenyamanan, rekreasi, dan estetika dalam satu kesatuan.
Tren desain interior mall kini menekankan interaksi sosial. Kursi nyaman, area duduk komunal, dan spot berkumpul keluarga menjadi prioritas. Selain itu, pencahayaan alami dan elemen hijau diutamakan. Suasana hangat dinilai mampu membuat pengunjung bertahan lebih lama di dalam pusat perbelanjaan.
Salah satu ciri utama tren desain interior mall modern adalah koridor yang lebih lebar. Area sirkulasi terasa lapang dan tidak sesak. Desainer meminimalkan sekat tinggi dan menggunakan railing transparan di area void. Langkah ini menjaga pandangan tetap luas dan mengurangi rasa penuh.
Selain itu, banyak mall mengurangi jumlah kios kecil di tengah koridor. Sementara itu, area instalasi seni dan photospot justru ditambah. Desain atrium dibuat lebih fleksibel. Area ini dapat dipakai untuk pameran, pertunjukan musik, hingga festival kuliner. Akibatnya, pengunjung merasa memiliki banyak alasan untuk kembali.
Konsep hijau menjadi bagian penting dari tren desain interior mall. Tanaman hidup kini hadir bukan sekadar dekorasi. Mereka disusun sebagai taman dalam ruangan lengkap dengan tempat duduk. Selain itu, penggunaan vertical garden di dinding tinggi memberi efek visual segar.
Banyak pusat belanja mulai memaksimalkan cahaya matahari. Skylight besar dan bukaan kaca di atap membuat area tengah terasa terang alami. Karena itu, konsumsi energi untuk penerangan dapat berkurang. Di sisi lain, suasana ruang menjadi mirip taman kota tertutup yang nyaman untuk keluarga.
Tren desain interior mall juga bergerak ke arah family-friendly. Area bermain anak diperluas dan ditempatkan di titik strategis. Desainnya tidak hanya lucu tetapi juga aman dan mudah diawasi. Lantai lembut, sudut tumpul, dan zona pembatas jelas menjadi standar baru.
Selain itu, ruang laktasi dan nursery room dibuat lebih nyaman. Desain interiornya hangat dengan kursi empuk dan pencahayaan lembut. Toilet keluarga pun semakin banyak. Fasilitas ini membuat orang tua merasa terbantu. Karena itu, durasi kunjungan keluarga cenderung meningkat.
Bergesernya fokus pengunjung ke pengalaman gaya hidup ikut mendorong tren desain interior mall. Tenant makanan, kafe, dan area nongkrong mendominasi. Desain interior food court berubah menjadi seperti kafe besar. Kursi dengan beragam gaya memberi pilihan bagi pengunjung.
Di sisi lain, co-working corner mulai bermunculan. Mall menyediakan area kerja dengan stopkontak, wifi kuat, dan kursi ergonomis. Meski begitu, nuansanya tetap santai. Konsep ini menarik pekerja lepas dan pelajar yang membutuhkan tempat produktif di luar rumah.
Material dan warna turut membentuk tren desain interior mall masa kini. Lantai dengan warna netral dan tekstur lembut menjadi favorit. Penggunaan kayu, batu alam, dan metal dengan finishing matte menciptakan kesan modern elegan. Sementara itu, warna hijau, krem, dan earthy tone banyak dipakai untuk menonjolkan konsep alami.
Pencahayaan juga dirancang berlapis. Lampu utama digabung dengan spotlight dekoratif. Bahkan, lampu gantung artistik sering dipasang di area atrium. Elemen ini bukan hanya sumber cahaya, tetapi juga ikon visual yang mudah dikenali pengunjung.
Baca Juga: Evolving retail architecture and modern shopping mall experiences
Integrasi teknologi memperkuat tren desain interior mall yang berorientasi pengalaman. Layar digital besar digunakan sebagai media informasi dan hiburan. Kios interaktif membantu pengunjung menemukan tenant atau promo. Selain itu, area foto dengan instalasi digital interaktif menjadi magnet bagi generasi muda.
Beberapa pusat belanja mulai menerapkan sistem smart lighting. Intensitas cahaya menyesuaikan waktu dan aktivitas. Karena itu, suasana pagi, siang, dan malam di dalam mall terasa berbeda. Pengalaman pengunjung menjadi lebih dinamis tanpa mengubah elemen fisik utama.
Tren desain interior mall tidak lagi sekadar menonjolkan sisi komersial. Mall berubah menjadi ruang komunitas. Area khusus untuk workshop, pameran komunitas, dan kegiatan sosial mulai disediakan. Furnitur fleksibel memungkinkan ruang disusun ulang dengan cepat sesuai acara.
Konsep ini membuat mall menjadi titik temu berbagai kelompok hobi. Sementara itu, brand dan tenant ikut memanfaatkan ruang tersebut untuk aktivasi kreatif. Interaksi antara pengunjung dan merek menjadi lebih natural. Akibatnya, loyalitas terhadap pusat perbelanjaan turut meningkat.
Banyak pengembang menjadikan tren desain interior mall sebagai bagian dari identitas merek. Setiap pusat belanja berusaha tampil berbeda lewat tema desain. Ada yang mengangkat nuansa tropis, industrial modern, hingga urban minimalis. Pilihan tema ini kemudian konsisten diterapkan pada signage, furnitur, dan dekorasi.
Tren desain interior mall yang kuat membantu menciptakan pengalaman khas. Pengunjung mudah mengingat suasana dan tampilan. Karena itu, mereka terdorong untuk kembali dan merekomendasikan kepada teman. Desain bukan hanya urusan estetika, tetapi juga alat pemasaran efektif.
Pada akhirnya, tren desain interior mall bergerak ke arah yang lebih humanis. Pengelola memprioritaskan kenyamanan, keamanan, dan kebahagiaan pengunjung. Ruang terbuka, elemen hijau, dan fasilitas keluarga menjadi standar baru. tren desain interior mall akan terus menyesuaikan kebutuhan sosial dan gaya hidup.
Ke depan, tren desain interior mall diprediksi semakin menyatu dengan konsep kota ramah pejalan kaki. Integrasi dengan transportasi publik dan ruang terbuka kota akan semakin kuat. Dengan pendekatan ini, tren desain interior mall dapat menghadirkan pusat perbelanjaan yang bukan hanya tempat transaksi, tetapi juga ruang hidup bagi masyarakat modern.